Part III
12 Juli 2011
Hari itu satu hari
sebelum kamu ulang tahun. Aku tidak tahu harus memberimu apa. Aku tidak banyak
tahu apa yang kamu suka, apa yang kamu mau, apa yang kamu butuhkan saat itu. Lalu
aku berjalan-jalan di pusat pertokoan saat aku pulang ke kota asalku. Dan aku
memutuskan untuk masuk ke sebuah toko parfum. Tujuanku adalah untuk mencari parfum
untukku sendiri. Tapi setelah aku mencium berbotol-botol sampel parfum aku
tidak menemukan satupun yang kusuka. Semuanya terlalu manis, terlalu maskulin,
terlalu tajam, terlalu seperti wanita penggoda, terlalu seperti wanita simpanan.
Aku sudah pusing,
hampir mual. Jadi aku menghirup kopi bubuk yang disediakan untuk menetralkan
indra penciumanku. Satu botol lagi, yang disodorkan oleh SPG toko sambil
tersenyum manis. “Lacoste”. Aku mencoba menciumnya. Dan tiba-tiba aku merasakan
suatu euforia yang tidak bisa dijelaskan. Aku merasakan kerinduan yang sangat
dalam, kepada sesuatu, seseorang, suatu tempat di suatu masa… tapi aku tidak
yakin itu siapa atau apa. Aku ragu untuk membelinya. Tapi kemudian, aah, aku
ingat! Baunya hampir mirip campuran bau rokok, pengharum ruangan, alkohol, dan
hujan! Aku ingat kamu. Jadi aku mengambilnya.
Siang itu aku
menghabiskan waktuku untuk perjalanan kembali ke kota ini. Sampai di kos, aku
tidak membuang waktu lagi untuk mencari kado buat kamu. Tapi aku masih tidak ada
ide mau membeli apa. Jadi aku men-skip bagian itu, dan langsung masuk ke toko
kue. Di sana pun aku semakin dibuat pusing. Black forest, fruit cake, brownies
coklat, cheese tart, strawberry shortcake, belum lagi cupcake-cupcake kecil
berjajar dari ujung etalase sampai ujung lainnya. Semuanya membuatku nyaris
gila karena kalap.
Aku mengitari isi toko,
mendatangi setiap troli dan rak-rak berisi kue tanpa tahu harus membeli yang
mana. Sampai akhirnya aku sampai pada ujung rak berisi jajaran cupcake lucu
warna-warni dengan berbagai hiasan bentuk-bentuk lucu di atasnya, dan aku
menemukan satu cupcake dengan hiasan sebuah gitar kecil seperti ukulele. Cupcake
dengan bentuk itu cuma ada satu disitu, itu pasti stok terakhir. Aku langsung
mengambilnya, karena itu mengingatkanku sama kamu. Aku ingat, kamu pintar
memainkan alat musik. Dan kamu bisa bermain ukulele. Aku yakin, kamu pasti
suka! Atau setidaknya, kamu pasti akan tertawa melihatnya…
© © ©
13 Juli 2011
Hari ini tepat hari
ulang tahunmu. Tapi aku belum mengatakan apa-apa dari pagi. Aku berpura-pura
tidak tahu kalau hari ini kamu ulang tahun. Tapi aku sudah menyiapkan semuanya
untukmu nanti malam. Aku memang sengaja, mau merayakannya di detik-detik
terakhir pergantian hari ini. Karena aku mau lebih lama sama kamu.
Malamnya kamu datang ke
kosku. Kamu kelihatan lelah, seperti biasanya. Aku tidak suka wajahmu yang
seperti itu, karena kamu jadi kelihatan semakin galak. Kamu pakai jaket biru
tua yang baunya mirip sekali dengan bau badanmu. Lalu kamu cium kepalaku dan
kita melewati malam itu dengan makan berdua, membeli eskrim coklat faforitku,
dan mengobrol sampai hampir jam dua belas malam. Kita mengobrol di sofa di
teras depan kosku. Kamu bahkan sampai tertidur disofa saking kecapekan.
Ketika mendekati jam
dua belas malam, aku bergerak pelan-pelan masuk ke dalam rumah, meninggalkan
kamu tertidur di sofa. Aku masuk dan mengambil kue di kulkas, menancapkan tiga
batang lilin kecil di atas kue mini itu, dan kado yang sudah kusiapkan. Lalu
aku kembali ke teras dan melihat kamu tidak bergerak sama sekali dari posisi
tidurmu. Aku menaruh kue itu di atas meja didepanmu, kemudian menyalakan
lilinnya.
Tapi aku tidak berani
membangunkanmu. Aku malah duduk di samping sofa, memperhatikan wajahmu waktu
tidur. Aku menyentuh setiap inci wajahmu dengan jariku. Alismu, mata tajammu
yang sedang terlelap, pipimu, hidungmu, bibirmu…aku berusaha menghafalnya,
merekamnya, membuat sketnya dalam ingatanku.
Tiba-tiba tanganmu
bergerak menangkap tanganku, membuatku terkejut, ternyata kamu tidak tidur.
Kamu masih memegang tanganku, kemudian mendekapnya di dadamu. Aku bisa
merasakan detak jantungmu. Itu membuatku tersenyum. Lalu aku mencium keningmu.
Saat itu tepat lima
menit sebelum tanggal empat belas. Kamu membuka matamu saat aku menciummu. Aku
tahu, itu pertama kalinya aku berani menyentuh kamu, mungkin kamu heran. Kamu
memandangku dengan mata tajam yang selalu membuatku takut itu. Tapi kali ini,
sorotnya berbeda. Saat itu sorotmu lebih lembut, lebih ringkih dari biasanya. Aku
tidak tahu kenapa begitu, aku hanya tersenyum. Dan kamu mau menutup matamu
kembali, tapi kamu melihat sinar lilin dari kue di atas meja.
Kamu tersentak bangun
dan bilang, “apa tuh?” sambil mengucek matamu yang masih ngantuk.
“Selamat ulang tahun,
Jelek! Make a wish,” kataku sambil
mengambil cupcake itu dan menyodorkannya ke hadapanmu, untuk kamu tiup
lilinnya.
Kamu tertawa melihat
hiasan ukulele itu dan mengacak-acak rambuku. Kemudian kamu memelukku. Kamu
bilang terimakasih dan aku ingat, itu pertama kalinya kamu bilang sayang sama
aku. Aku juga ingat, malam itu adalah pertama kalinya kamu cium aku.
Apa kamu tahu seperti
apa rasanya?
Well,
I can’t tell… J
© © ©
Dafabet | Thauberbet
BalasHapusdafabet.com is one of the leading providers of online betting. We 188bet have a great range of betting dafabet solutions for all sports. Our クイーンカジノ product meets the