Kamis, 29 Maret 2012

(JUST) an April Mop


Part II



08 Juni 2011
Saat itu, dia sudah bukan orang asing lagi.
Dia adalah kamu……
Begitu cepat proses itu terjadi. Kamu mendapatkan kontakku, dan kita sudah begitu akrab seperti sepasang teman masa kecil. Tapi memang itu yang aku rasakan dari awal melihatmu, kan? Aku merasa mengenalmu.
Anyway, di hari itu aku sakit. Seingatku maag, sesak nafas, dan sedikit demam. Sudah hampir seminggu, dan masih belum membaik. Aku bahkan sampai bolos kuliah dua hari. Aku cerita sama kamu. Kamu bilang kamu mau menengokku.
“Mana, kasih alamatmu. Nanti aku cari.”
Aku tidak terlalu banyak berpikir, aku memberi alamat kosku. Dan malamnya, kamu langsung mendatangiku sepulang kerja. Terus terang saja, aku heran, terkejut, sekaligus tersanjung waktu kamu dengan mudahnya menemukan gang rumah kosanku.


Seingatku kita tidak banyak ngobrol malam itu. Kamu mau tahu apa yang aku rasakan waktu kamu datang? Hanya dengan melihat wajah asing sekaligus familiermu itu, aku merasa suhu badanku semakin tinggi, tapi aku merasa normal. Lalu kamu tersenyum, dan bilang “hai”. Dan itu membuatku semakin sesak nafas, tapi aku merasa sangat senang, seperti habis naik rollercoaster. Yang lebih konyol lagi, adalah waktu aku mencium bau badanmu yang khas itu, aku merasa asam lambungku menjadi normal dan aku tidak merasa mual lagi. Hahaha kamu pasti tidak tahu kan, besok paginya aku sembuh total dan aku masuk kuliah lagi.
Teman-temanku mengejekku. Mereka bilang aku manja, ada yang bilang juga kalau aku hanya sakit pura-pura. Kata mereka, mana mungkin sakit berhari-hari bisa sembuh cuma dengan ketemu kamu satu malam saja. Mereka pikir, aku ini konyol. Biar saja… mereka tidak tahu, kalau malam itu kamu memintaku menjadi pacarmu, dan aku bilang iya.
Padahal aku belum begitu kenal kamu. Aku tidak tahu banyak tentang latar belakangmu, hanya tahu kalau kamu dari Palembang, seperti teman sekosku. Aku tidak tahu sifat-sifatmu. Aku bahkan tidak yakin, kamu serius atau cuma main-main. Tapi aku tidak peduli. Aku bilang iya. Karena aku tahu, aku suka kamu. J
Sekarang, aku mau jujur sama kamu. Dari awal kamu bilang kalau kamu suka aku, aku sudah tahu kalau kamu sebenarnya tidak yakin dengan perasaanmu sendiri. Waktu kamu bilang kalau kamu suka aku, aku diam tapi pikiranku bermonolog.
Aku tahu kamu playboy.
Aku tahu kamu pasti punya cewek lain selain aku. Atau setidaknya, kamu pasti barusan nembak beberapa cewek lain sebelum aku.
Aku tahu kalau suatu saat nanti kamu akan selingkuh dariku.
Aku tahu kalau aku akan sakit hati karena kamu.
Tapi anehnya, aku merasa tahu kalau cerita kita akan seru


Semua itu, aku sudah tahu. Semua ulahmu yang akan menyakitiku suatu saat nanti, semua kenakalanmu. Semuanya, aku sudah tahu dari awal. Itulah kenapa aku selalu mudah memaafkanmu. Karena, somehow, aku sudah siap dengan semua itu.
Tapi ternyata, ada hal-hal yang aku tidak pernah tahu akan terjadi nantinya. Hal-hal yang tidak kalah meninggalkan bekas dibanding kenakalanmu. Hal-hal yang entah bagaimana bisa membuatku bertahan menghadapimu. Hal-hal yang meluluhkanmu. Hal-hal yang pada akhirnya, membuatku membenci bulan April…

©         ©         ©

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follower