07 April 2010
Suatu hari, dua orang siswi SMU yang berteman dekat ngenet bareng di sebuah warnet deket sekolah mereka. Mereka mau ngerjain tugas dari guru TIK yang nyuruh mereka membuat blog.
Awalnya, mereka sama sekali nggak berminat - alasan jujurnya adalah karena mereka nggak ngerti tentang blog. Tapi, bermodal nekat dan tanya kanan-kiri, akhirnya jadilah blog masing-masing. Sedikit demi sedikit mereka mulai menyukai situs tulis menulis ini. Sampai saking asyiknya, mereka lupa waktu dan lupa membayar.
Barulah setelah capek mantengi komputer selama berjam-jam, sadarlah mereka kalo mereka sedang ol di warnet, yang artinya mereka harus bayar, dong! Nah, ketololan pertama pun terjadi:
Si A ternyata cuma bawa uang 5ribu, terpaksa dia minjem sama temennya, si B. Sedangkan si B meskipun bawa uang serep, habisnya 10ribu. Biar uangnya mepet, seenggaknya mereka masih sanggup mbayar.
Keluar dari warnet, mereka langsung ke jalana raya, nyegat bus, mau pulang. Pas dua-duanya lagi pada ngitungin sisa uang buat naik bus, tiba-tiba melintaslah sebuah bus AC menuju arah tujuan mereka. Tiba-tiba si B bilang, "eh, naik itu aja, yok!" sambil menyeret si A. Si A yang nggak begitu aware ya manut aja ditarik temennya naik bus AC itu.
Pas udah di dalam bus, si A merasa aneh dan agak curiga. Dia bilang sama si B, "kok kursinya berdua-dua? Kalo AC biasa kan kursinya dua - tiga?"
"Masak, sih? Ah, sama aja kok. Aku dulu kayaknya juga pernah berangkat sekolah naik bus ini," jawab si B mantep. Yaudah, si A diem aja, dan langsung nyiapin uang 3ribu (tarif normal bus AC ekonomi).
Dan akhirnya...eng ing eng...datanglah si kondektur narikin ongkos. Pas sampe ke tempat duduk tuh anak berdua, dengan tanpa dosa masing-masing nyodorin uang 3ribu. Dan dengan lugunya, si kondektur nerima tuh uang. Tapi mukanya bingung kayak orang nahan boker. Terus dengan linglung dia bilang, "Kok cuma 6ribu?"
Berdua, si A dan si B kompakan nengok ke si kondektur. Muka mereka sama-sama cengok gitu, nggak kalah cengok sama kondekturnya.
"Lah, harusnya berapa dong?" tanya si B rada nyolot.
"10ribu lah, Mbak. Ini kan bus PATAS," jawab sang kondektur mantab.
JGLEENG!!!! Dan ketololan kedua pun sukses menggemparkan pikiran tuh anak berdua.
Si A cuma bisa menatap temennya pasrah, secara dia udah bener-bener nggak punya uang lagi. Dia mandangin si B dengan muka berharap, tapi dia bisa liat si B sendiri dengan agak pucet membuka dompetnya.
Lalu akhirnya, terjadilah ketololan ketiga:
Dari dalam dompet lucu gambar beruang punya si B, bermunculanlah uang-uang seribu yang kucel bin ajaib. Ketika dihitung, uang-uang lecek yang seolah-olah dipake buat lap keringet itu cuma berjumlah 19ribu.
'Duh, kurang seribu! Kemana nyarinya??' pikir si A panik. Lalu dia inget pernah nyimpen beberapa uang receh dalem tasnya. Setengah hopeless, si A membuka tasnya dan memulai pencariannya akan uang seribu penyelamatnya.
Dia menarik tangannya ketika dia merasa menemukan uang di dalam tasnya. Tebak apa yang berada dalam genggamannya!
TARA- selembar uang seribu rupiah yang terbelah jadi dua dengan hinanya!!!
Dan akhirnya, nyawa dan eksistensi mereka dalam bus PATAS itu pun terselamatkan berkat dua lembar potongan uang itu.
*prok!prok!prok!* untuk si uang seribu yang terbelah dua!!!
ha...ha...ha....!
BalasHapusmungkinkah itu pengalaman hidup seorang ardana neswari (inisial tokoh "a")...?