Sabtu, 03 September 2011

sesingkat nostalgia


Kembali dihajar memori.
Itu sebuah ironi ketika mencuri sedetik untuk menatap tepat ke mata coklatmu.
Lalu lagi-lagi memori; the songs, the movies, the road, the photos, the notes, ice cream, the sky and its sun, the chocolate tasted wind.
Berhamburan semua keluar dari peti tempat aku menyimpannya.
Berdesakan membuat sesak penuh ruang sempit gelap pengap.
Ini tentang spiderman dalam versiku.
Jauhkan tokek serangga jarum dan ayah. Lakukan semuanya tanpa diminta.
Dan mengirim sebungkus kotak kado di hari selasa berisi hijau; hijau rumput hijau limau hijau zaitun hijau toska.
Pukul aku tepat di tengah-tengah syaraf yang tak terhubung, memperbaiki kerusakan fatal di dalam kepala kosong yang kubawa kemana-mana.
Lebih jauh, kamu menempelkan plester di jantungku yang berdenyut penuh carut hingga tak berbentuk.
Itu tadi isi dari kepalaku yang terbang melayang-layang jauh ke silam yang tersimpan di belakang.
Saat itu memang penuh dengan perhatian kasih sayang mereka yang penuh belang
si spiderman cuma berada di saat yang kurang tepat,
awalnya hanya ingin bilang selamat pagi!
Terus menjadi rutinitas semua itu,
menyiapkan matahari karena hari itu mendung waktu aku harus ke sekolah
menerbangkan segumpal awan kalau mataharinya menjadi terlalu panas waktu aku harus berjalan pulang
terkadang menyiramkan sebaris hujan waktu dandelion dalam pot mulai layu
lama-lama dalam nafasku ada kamu, waktu aku berkedip terselip kamu, karena sakit itu aku kenal kamu, dalam obat-obatan yang kuminum terkandung 80% kamu, waktu menangis aku melihat kamu
lalu di sini bertemu lagi dengan kamu
di depanku
kamu lupa membawa kadomu
tapi kamu tidak pernah melupakan perhatianmu
kado hari selasa abadi untukku
sekarang aku bisa menyimpan isinya, tapi tidak dengan kotaknya

1 komentar:

Follower