“Yank, kenapa kamu nggak pernah pakai
parfum?”
“Nggak suka,” jawabmu singkat.
Tapi suatu sore, kamu muncul di teras
kosanku dengan aroma parfum yang aku kenal. Sebuah merk parfum yang banyak
dijual di swalayan, dengan botol berwarna bening yang ada hijaunya.
Aku setengah berlari mendekatimu, dan
melompat memeluk tubuh kurusmu yang jauh lebih tinggi dariku.
“Hujan
Dut, gabisa ketemu kamu L ”
Itu isi pesan pendek yang kamu kirim ke
ponselku tepat setengah sembilan malam, ketika seharusnya kamu meninggalkan
tempat kerjamu dan bertemu denganku, karena malam itu malam minggu.
“Ya
udah, tunggu reda aja dulu,” balasku sok tenang.
“Kalau
nggak reda?”
“Ya
nggak ketemu. Mau gimana lagi?” Aku berdusta. Aku kangen sama kamu, Jelek.
Aku ingin sekali ketemu kamu.
Dan sekitar dua puluh menit kemudian
kamu mengirim pesan lagi, “aku di luar
Dut,,dingin.”
Aku berlari membukakan pintu gerbang
untuk kamu. Kamu mendorong motor hijaumu masuk lalu satu persatu melepas mantel
hujan dan jaket biru tuamu. Kamu basah kuyup, dan bau campuran hujan dan parfum
itu merebak kuat dari tubuhmu.
Sore itu aku sakit perut. Aku nangis
guling-guling. Aku pengen peluk Jelek, tapi Jelek lagi kerja. Jadi aku cuma sms
dia, aku bilang aku pengen dipeluk dia.
“Katanya kurus kerempeng, kok dipeluk
terus?” sindirnya.
“Tapi kamu wangi, dan kamu hangat,”
belaku.
“Hehe kamu bukan cewek pertama yang
bilang kalau aku hangat,” godanya.
“DASAR GULING KEMPES JELEK!!”
“Hahahahaha =D ”
Lalu aku membanting-banting guling
tidurku yang sudah kempes, seperti Jelek. Tapi waktu perutku kambuh lagi, aku
peluk guling itu sampai tertidur.
* * *
Aku juga masih ingat waktu aku duduk
berdua sama jelek di teras suatu malam. Dia menyelonjorkan kaki telanjangnya di
atas meja. Lalu tiba-tiba aku tertawa.
“Kamu kenapa ee yank? Gila ya?” ujarnya.
“Enggak. Jempol kakimu, Jelek..” jawabku
terpotong disela-sela tawa.
“Kenapa jempolku?” tanyanya sambil mulai
ikut tertawa.
“Kayak jamur yang di Mario Bros! hahaha”
Jelek itu pemalu, tapi dia pura-pura
tangguh untukku, karena dia mau aku dilindungi sama orang yang kuat. Jelek takut
jarum suntik, tapi dia nggak takut sama jarum tato. Jelek itu nggak suka daun
kemangi, nggak suka makanan manis dan asin, nggak suka aroma jeruk purut, nggak
suka tomat. Jelek muntah kalau makan tomat.
Aku pernah janji sama diriku sendiri,
kalau aku dikasih kesempatan aku akan mengambil tomat dari piring Jelek. Aku
mau menjauhkan Jelek dari semua hal yang nggak dia suka. Dan aku berhasil
menepati janjiku, karena aku diberi kesempatan sekali lagi jadi pacar Jelek.
Cuma satu janjiku yang nggak pernah
kutepati. Aku melanggar janjiku untuk berhenti merokok. Waktu itu jelek kasih
aku boneka Shaun the Sheep karena aku merengek-rengek minta dibelikan. Aku tahu
harga boneka itu tidak murah, dan aku tahu arti harga boneka itu untuknya. Lalu
dia berjanji akan membelikanku boneka itu asal aku berjanji untuk berhenti
merokok, dan aku terima tantangannya.
Dan awalnya, ketika aku menerima boneka
itu, aku langsung menyerahkan sisa rokok yang masih kusimpan padanya. Aku
menepati janjiku untuk beberapa minggu saja. Tapi setelah itu kami putus dan
aku melanggar janjiku. Aku melanggar janjiku sampai sekarang, dan Jelek hanya
diam saja.
Jelek itu nekat, konyol, dan
sembarangan. Tapi dia adalah jagoanku yang paling berani. Dia selalu ngebut
melawan hujan untuk bisa bertemu aku. Dia berani minta ijin sama bosnya, untuk
menelponku dengan telefon kantor. Dan yang paling keren, dia menatokan namaku
secara permanen di tangan kanannya.
Jelek membuatku merasa diinginkan,
membuatku merasa penting, membuatku merasa berharga, membuatku merasa spesial.
Hijau +
Hujan + Tomat + Jamur + Guling + boneka Shaun + Tattoo + bertengkar + air mata +
JELEK = DUDUT
“I’m not complete without you”
Jelek itu baik. Dia selalu tepati janji, dan dia berhenti kasar sama aku karena aku tahu dia sayang sama aku. Kalau sekarang
Jelek menggantikanku dengan cewek lain, itu karena aku nggak cukup baik buat
Jelek.
Jelek itu bukan orang jahat, dia hanya
belum bertemu orang yang tepat. Aku bilang padanya kalau dia tidak akan
bersikap jahat ketika dia bertemu dengan cewek yang tepat. Dan sekarang Jelek
sudah bertemu dengan cewek itu…
Cewek itu adalah cewek yang nggak perlu
mengoceh menyuruh Jelek minum obat batuk, karena dia tahu Jelek nggak akan beli
obat batuk. Jadi dia yang membelikannya untuk Jelek. Cewek itu adalah cewek
yang selalu memaafkan seperti apapun nakalnya Jelek.
Cewek itu adalah pukulan terkeras buatku,
yang membuatku sadar kalau mungkin aku lah yang membuat Jelek nggak betah sama
aku. Jelek akan selalu sakit kalau sama aku terus, tapi dia akan baik-baik saja
sama cewek itu.
Cewek itu adalah cewek yang membuatku
tenang melepas Jelekku…
Boyolali, 2 Februari 2012; 10:08 pm
#Titi DJ _ Tak ada ujung
#Titi DJ _ Tak ada ujung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar