Jumat, 03 Februari 2012

waktu aku sama Jelek


“Yank, kenapa kamu nggak pernah pakai parfum?”
“Nggak suka,” jawabmu singkat.
Tapi suatu sore, kamu muncul di teras kosanku dengan aroma parfum yang aku kenal. Sebuah merk parfum yang banyak dijual di swalayan, dengan botol berwarna bening yang ada hijaunya.
Aku setengah berlari mendekatimu, dan melompat memeluk tubuh kurusmu yang jauh lebih tinggi dariku.
“Aku suka baumu. Seperti hujan.” Kamu cuma tersenyum sambil mengelus rambutku.















* * *




Hujan Dut, gabisa ketemu kamu L
Itu isi pesan pendek yang kamu kirim ke ponselku tepat setengah sembilan malam, ketika seharusnya kamu meninggalkan tempat kerjamu dan bertemu denganku, karena malam itu malam minggu.
Ya udah, tunggu reda aja dulu,” balasku sok tenang.
Kalau nggak reda?
Ya nggak ketemu. Mau gimana lagi?” Aku berdusta. Aku kangen sama kamu, Jelek. Aku ingin sekali ketemu kamu.
Dan sekitar dua puluh menit kemudian kamu mengirim pesan lagi, “aku di luar Dut,,dingin.
Aku berlari membukakan pintu gerbang untuk kamu. Kamu mendorong motor hijaumu masuk lalu satu persatu melepas mantel hujan dan jaket biru tuamu. Kamu basah kuyup, dan bau campuran hujan dan parfum itu merebak kuat dari tubuhmu.
Aku memelukmu, erat sekali. Aku kangen Jelek. Kemarin kami baru saja bertengkar.















* * *

Sore itu aku sakit perut. Aku nangis guling-guling. Aku pengen peluk Jelek, tapi Jelek lagi kerja. Jadi aku cuma sms dia, aku bilang aku pengen dipeluk dia.
“Katanya kurus kerempeng, kok dipeluk terus?” sindirnya.
“Tapi kamu wangi, dan kamu hangat,” belaku.
“Hehe kamu bukan cewek pertama yang bilang kalau aku hangat,” godanya.
“DASAR GULING KEMPES JELEK!!”
“Hahahahaha =D ”
Lalu aku membanting-banting guling tidurku yang sudah kempes, seperti Jelek. Tapi waktu perutku kambuh lagi, aku peluk guling itu sampai tertidur.














* * *

Aku juga masih ingat waktu aku duduk berdua sama jelek di teras suatu malam. Dia menyelonjorkan kaki telanjangnya di atas meja. Lalu tiba-tiba aku tertawa.
“Kamu kenapa ee yank? Gila ya?” ujarnya.
“Enggak. Jempol kakimu, Jelek..” jawabku terpotong disela-sela tawa.
“Kenapa jempolku?” tanyanya sambil mulai ikut tertawa.
“Kayak jamur yang di Mario Bros! hahaha”












* * *
Jelek itu pemalu, tapi dia pura-pura tangguh untukku, karena dia mau aku dilindungi sama orang yang kuat. Jelek takut jarum suntik, tapi dia nggak takut sama jarum tato. Jelek itu nggak suka daun kemangi, nggak suka makanan manis dan asin, nggak suka aroma jeruk purut, nggak suka tomat. Jelek muntah kalau makan tomat.
Aku pernah janji sama diriku sendiri, kalau aku dikasih kesempatan aku akan mengambil tomat dari piring Jelek. Aku mau menjauhkan Jelek dari semua hal yang nggak dia suka. Dan aku berhasil menepati janjiku, karena aku diberi kesempatan sekali lagi jadi pacar Jelek.
Cuma satu janjiku yang nggak pernah kutepati. Aku melanggar janjiku untuk berhenti merokok. Waktu itu jelek kasih aku boneka Shaun the Sheep karena aku merengek-rengek minta dibelikan. Aku tahu harga boneka itu tidak murah, dan aku tahu arti harga boneka itu untuknya. Lalu dia berjanji akan membelikanku boneka itu asal aku berjanji untuk berhenti merokok, dan aku terima tantangannya.
Dan awalnya, ketika aku menerima boneka itu, aku langsung menyerahkan sisa rokok yang masih kusimpan padanya. Aku menepati janjiku untuk beberapa minggu saja. Tapi setelah itu kami putus dan aku melanggar janjiku. Aku melanggar janjiku sampai sekarang, dan Jelek hanya diam saja.

Jelek itu nekat, konyol, dan sembarangan. Tapi dia adalah jagoanku yang paling berani. Dia selalu ngebut melawan hujan untuk bisa bertemu aku. Dia berani minta ijin sama bosnya, untuk menelponku dengan telefon kantor. Dan yang paling keren, dia menatokan namaku secara permanen di tangan kanannya.



Jelek membuatku merasa diinginkan, membuatku merasa penting, membuatku merasa berharga, membuatku merasa spesial.

Hijau + Hujan + Tomat + Jamur + Guling + boneka Shaun + Tattoo + bertengkar + air mata + JELEK = DUDUT
I’m not complete without you

Jelek itu baik. Dia selalu tepati janji, dan dia berhenti kasar sama aku karena aku tahu dia sayang sama aku. Kalau sekarang Jelek menggantikanku dengan cewek lain, itu karena aku nggak cukup baik buat Jelek.
Jelek itu bukan orang jahat, dia hanya belum bertemu orang yang tepat. Aku bilang padanya kalau dia tidak akan bersikap jahat ketika dia bertemu dengan cewek yang tepat. Dan sekarang Jelek sudah bertemu dengan cewek itu…
Cewek itu adalah cewek yang nggak perlu mengoceh menyuruh Jelek minum obat batuk, karena dia tahu Jelek nggak akan beli obat batuk. Jadi dia yang membelikannya untuk Jelek. Cewek itu adalah cewek yang selalu memaafkan seperti apapun nakalnya Jelek.
Cewek itu adalah pukulan terkeras buatku, yang membuatku sadar kalau mungkin aku lah yang membuat Jelek nggak betah sama aku. Jelek akan selalu sakit kalau sama aku terus, tapi dia akan baik-baik saja sama cewek itu.
Cewek itu adalah cewek yang membuatku tenang melepas Jelekku…


Boyolali, 2 Februari 2012; 10:08 pm
#Titi DJ _ Tak ada ujung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follower